[ad_1]
Jakarta, Eksekutif —
Isra Mi’raj adalah salah satu peristiwa penting bagi kehidupan Nabi Muhammad SAW dan umatnya Islam. Ada hikmah Isra Miraj yang bisa diambil oleh umat Muslim dari peristiwa ini.
Isra Mi’raj terjadi pada tanggal 27 Rajab dalam kalender Hijriah. Tahun ini, 27 Rajab jatuh pada Kamis (11/4).
Pada kesempatan ini, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan pada malam hari dari Mekah ke Yerusalem, Palestina ke langit ketujuh atau Sidratul Muntaha.
Dalam sebuah wawancara bersama CNNIndonesia.com pada 2019 lalu, Ustaz Wahyul Afif Al-Ghafiqi bercerita bahwa sebelum peristiwa Isra Mi’raj, Nabi Muhammad dilanda oleh beragam cobaan dan kesedihan. Nabi Muhammad ditinggalkan oleh istrinya, Khadijah, dan orang yang selalu membelanya, sang paman, Abu Thalib.
Atas sederet kejadian tersebut, Allah SWT kemudian menghibur Nabi Muhammad melalui peristiwa Isra Mi’raj. Setidaknya, dari peristiwa tersebut, dapat diambil hikmat Isra Miraj bahwa setelah cobaan yang datang bertubi-tubi akan selalu ada kemuliaan yang menanti.
“Tuhan mencintai orang-orang yang ikhlas. Isra Mi’raj adalah anugerah yang tidak biasa, tidak semua hamba Tuhan bertemu langsung dengan-Nya,” kata Wahyul.
Tak hanya itu, beberapa kejadian lain dalam peristiwa Isra Mi’raj juga menyiratkan hikmah yang bisa dicatat.
Misalnya saja, saat Nabi Muhammad diangkat menuju Baitul Maqdis. Di sana, Nabi Muhammad sempat ditawari minuman susu dan khamar. Namun, Nabi Muhammad memilih susu.
Dari sana bisa dilihat, bahwa Rasulullah SAW menyukai hal-hal yang suci, menyehatkan, dan bersih. Khamar sendiri merupakan istilah dalam Islam yang merujuk pada minuman fermentasi yang mengandung alkohol seperti arak.
Tak hanya itu, peristiwa Isra Mi’raj juga mengajarkan umat Islam untuk tidak egois. Hal ini terlihat saat Nabi Muhammad bertemu dengan Allah SWT.
Saat itu, Nabi Muhammad SAW menunjukkan rasa hormatnya dengan mengumandangkan awal sholat tahiyat. Allah kemudian membalas salam tersebut dengan memberikan keamanan dan rahmat kepada Nabi Muhammad.
Tidak berhenti sampai disitu, Nabi Muhammad SAW pun membalasnya dengan mendoakan seluruh hamba yang shalih.
“Rasul membacakan doa untuk umatnya. Artinya, tidak egois, tetap memperhatikan umatnya,” ujar Wahyul.
(asr)
[Gambas:Video CNN]
.
[ad_2]