Jakarta, Eksekutif – Indonesia memastikan akan kedatangan vaksin Novavax dengan total berjumlah 50 juta dosis hingga akhir tahun ini.
Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto mengatakan, vaksin Novavax ini merupakan bagian dari pasokan untuk vaksin program pemerintah. Menurutnya, vaksin Novavax ini memiliki efikasi cukup baik.
“Teknologi dari Amerika, impor dari India. Efikasinya cukup baik sekitar 94%. Tahun ini 50 juta dosis bagian vaksin program yang gratis, bukan vaksin gotong royong,” kata Arief dalam program Squawkbox Eksekutif, Rabu (23/6/2021).
Dia mengatakan, kedatangan vaksin Novavax paling cepat adalah akhir kuartal III atau sekitar September 2021.
Arief juga menyebutkan bahwa pengadaan seluruh vaksin Novavax ini melalui Kementerian Kesehatan.
“Rencananya paling cepat mulai akhir Q3, mungkin September akan datang. Sampai Desember akan ada 50 juta, semuanya melalui Kementerian Kesehatan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Novavax berencana mengajukan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/ EUA) ke lembaga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) pada kuartal III-2021. Vaksin ini telah melakukan uji klinis III di Amerika Serikat dan Meksiko dengan hampir 30 ribu relawan.
Dalam uji klinis itu ditemukan bahwa efikasi Novavax menunjukkan 90,4%. Vaksin Novavax akan diberikan sebanyak dua suntikan.
Melansir CNBC Internasional, vaksin ini efektif 100% mencegah penyakit sedang dan berat, serta 93% pada beberapa varian.
“Data ini menunjukkan efikasi (kemanjuran) yang konsisten dan tinggi menegaskan kembali kemampuan vaksin mencegah Covid-19 di tengah evolusi gentik virus yang berlangsung,” kata Presiden Penelitian dan pengembangan Novavax, Dr. Gregory Glenn.
Untuk efek samping, penerima Novavax akan merasakan kelelahan, sakit kepala, nyeri otot dan nyeri pada tempat suntikan. Namun efek hanya berlangsung selama dua hingga tiga hari.
Pihak perusahaan mengklaim jika vaksinnya sepertinya juga efektif untuk sejumlah varian termasuk Alpha yang diidentifikasi di Inggris.
[Gambas:Video CNBC]
(wia)
