Bos Facebook Dulu Hina China, Kini Jilat Ludah Sendiri

  • Bagikan
Bos Facebook Dulu Hina China, Kini Jilat Ludah Sendiri


Jakarta, Eksekutif – CEO Meta (Facebook, WhatsApp, Instagram) Mark Zuckerberg sempat menyinggung China pada akhir 2021 lalu. Ia mempertanyakan kenapa Apple dapat menjual iPhone dan Tesla dapat menjual mobil di China, tetapi layanan dan perangkat buatan Meta diblokir. 

Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, Zuckerberg menuduh China mencuri teknologi AS. Ia secara spesifik membidik ByteDance, perusahaan di balik platform berbagi video TikTok. 

Namun, kiniZuckerberg agaknya sadar bahwabisnisnya membutuhkan China sebagai pasar ekonomi terbesar di dunia. Zuckerberg dilaporkan tengah merapat ke China agar negara tersebut mengizinkan penjualan headset Meta Quest di negara tersebut.

Mengutip Wall Street Journal, Selasa (4/7/2023), Facebook telah bertemu dengan beberapa perusahaan teknologi China untuk menjalin kemitraan.

Sejauh ini sudah ada kemajuan berkat pertemuan Facebook dengan raksasa game China Tencent Holdings.

Namun, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut, penjualan headset realitas virtual Facebook agaknya masih akan mengalami hambatan. 

Pasalnya, eksekutif Tencent dilaporkan khawatir Facebook tak bersahabat dengan China. Asumsi itu didasarkan pada sindiran-sindiran yang diungkap Zuckerberg selama ini.

Zuckerberg dan Facebook sepertinya punya PR besar untuk meyakinkan raksasa teknologi China jika ingin kembali masuk ke Negeri Tirai Bambu.

1 Dekade Facebook Diblokir dari China

Sebagai catatan, layanan Meta angkat kaki dari China pada 2009 lalu. Pasalnya, Meta menolak mematuhi aturan sensor yang ditetapkan pemerintah Beijing.

Facebook dan Twitter sama-sama terusir tahun itu setelah kerusuhan di wilayah Xinjiang China. Media pemerintah kala itu mengatakan media sosial digunakan untuk mengobarkan kerusuhan.

China sejak itu memperketat kontrol atas konten online. Calon mitra dalam pembicaraan dengan Meta juga telah membahas kekhawatiran soal sikap Meta yang ogah ikut aturan pemerintah setempat.

Pasalnya, konten VR digadang-gadang menjadi industri yang juga akan mendapat penyensoran dari pemerintah. 

Seorang juru bicara Meta menolak berkomentar. Tencent juga tidak menanggapi permintaan komentar.

Kerja sama kedua raksasa teknologi ini dapat menguntungkan Tencent, penerbit videogame terbesar di dunia, dan Meta.

Pasar konsumen China yang sangat besar dapat membantu Meta mendapatkan kembali sebagian dari miliaran dolar yang telah dihabiskannya untuk mengembangkan headset, perangkat lunak, dan aplikasi untuk Metaverse.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya

Habis PHK Massal, Tunjangan CEO Facebook Mark Zuckerberg Naik

(fab/fab)


  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terhubung Dengan Kami
Link Asli adalah EKSEKUTIF.com - Hati-Hati Dengan Jurnalis Yang Mengaku Majalah Eksekutif. Organik kami berintegritas. Mematuhi kode etik Dewan Pers. Memiliki ID Card majalah eksekutif. JIka kurang yakin, silahkan WA 0816-1945-288 untuk konfirmasi.
Tak Hanya Produk Branding, Media Massa Pun Dipalsukan Seperti Majalah EKSEKUTIF ini